Kehidupan manusia laksana aliran air sungai, kemana pun mengalir kita akan mengikutinya, kecuali prinsip hidup yang kuat dapat menahan kita di suatu titik tertentu. Disitulah hidup kita bermula dan berjalan sesuai dengan perjuangan yang telah kita korbankan. Manusia terlahir sebagai makhluk yang berakal dan berbudi sehingga segala hal yang terjadi pada dirinya telah terpikir secara matang, beserta berbagai konsekuensi yang akan terjadi. Hal tersebut melingkupi roda kehidupan yang bermula semenjak manusia dilahirkan, tumbuh menjadi anak-anak hingga semakin dewasa di saat remaja. Pendewasaan ini berujung ketika kematangan mental dan fisik mendorongnya untuk memilih seorang pasangan hidup yang telah ditentukan oleh Sang Maha Rahim. Mereka hidup bersama dalam jalinan yang kuat hingga melewati masa tua dan akhirnya dipisahkan oleh kematian. Beragam permasalahan yang muncul dalam kehidupan tidak jarang menimbulkan peristiwa yang tidak diharapkan. Berpengaruh atau tidak, semua itu tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapinya.
Ibu Murti adalah seorang wanita asal Yogyakarta yang mandiri, pantang
menyerah dan selalu bersemangat. Pada usia yang ke-25, ia mampu
membangun sebuah usaha salon pribadi dengan hasil kerjanya sejak lulus
SMK di jurusan kecantikan. Ia melayani jasa potong rambut dan make-up
dengan desain salon yang menarik. Ia menghiasi seluruh bagian ruangannya
dengan tanaman hias serba hijau; menggambarkan bahwa ia menyukai
kesejukan dan kedamaian. Dengan nama ”Green Salon”, ia mengembangkan
karirnya hingga memiliki karyawan sebanyak 5 orang. Merupakan prestasi
yang luar biasa, bahwa di usia yang masih muda, bu Murti mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri dan menghidupi karyawannya.
Suatu ketika,
seorang pria datang di salon bu Murti dengan maksud ingin potong rambut.
Pria tersebut bekerja sebagai supervisor di sebuah dealer motor di
Semarang. Pada awalnya pria ini dilayani oleh karyawan bu Murti, karena
memang pekerjaan yang ringan seperti itu jarang ditangani langsung oleh
pemilik salon. Namun seiring berjalannya waktu, pria yang bernama Deny
tersebut menjadi pelanggan setia dan tidak jarang bu Murti turun tangan
langsung untuk memotong rambut pria itu. Mungkin karena memang frekuensi
pertemuan yang tidak jarang, akhirnya keduanya saling suka dan menjalin
hubungan khusus selama lebih kurang 3 tahun. Setelah lama berpacaran,
akhirnya di usia 28 tahun, bu Murti menikah dengan pria itu atas restu
kedua orang tuanya.
Selayaknya bunga yang sedang mekar, kehidupan tahun pertama pernikahan
selalu dipenuhi dengan kasih sayang dan keharmonisan. Mereka hidup
bahagia, bahkan dikaruniai seorang anak laki-laki yang membuat kehidupan
mereka lebih bermakna. Usaha salon bu Murti juga deras dengan rezeki,
begitu pula dengan penghasilan suaminya yang semakin meningkat akibat
kegigihannya dalam mencapai target yang diharapkan perusahaan. Karena
mereka dipisahkan oleh jarak antara kota Yogya dengan Semarang, pak Deny
selalu menghubungi istrinya setiap waktu dan meluangkan waktu 4 hari
dalam sebulan ke Yogya untuk melepas rindu dengan anak dan istrinya.
Sekalipun mereka menjalani kehidupan yang jauh, bu Murti tidak pernah
mengeluh atas situasi rumah tangganya. Ia sadar bahwa ini adalah
perjuangan hidup yang tak boleh dihentikan. Namun putra tunggalnya
ternyata sulit untuk hidup jauh dengan ayahnya karena semakin bertambah
umurnya, ia semakin mengerti bahwa sosok seorang ayah ternyata sangat
berarti bagi hidupnya dan ia pun selalu ingin dekat dengan ayahnya. Pada
akhirnya, dengan pertimbangan yang cukup matang bersama istrinya, Pak
Deny mengundurkan diri dari perusahaan dealernya dan berusaha untuk
pindah ke dealer yang ada di Yogya. Ternyata Tuhan mengabulkan apa yang
menjadi harapan mereka. Sesampainya di Yogya, pak Deny tidak perlu
bersusah payah mencari pekerjaan yang lain karena cabang dealer yang ada
di Yogya langsung menerimanya setelah mengetahui kemampuan dan prestasi
kerja sebelumnya.
Hari demi hari telah mereka lewati dengan kebersamaan dan kebahagiaan.
Kehidupan manusia di dunia ini selalu berputar dan tidak jarang terdapat
batu sandungan yang menghambat langkah kita. Seiring berjalannya waktu,
bu Murti mengalami permasalahan yang membuatnya hampir putus asa. Salon
yang telah dirintisnya mengalami kemunduran sehingga penghasilan pun
menurun drastis. Hal ini berimbas kepada sang suami yang harus
mengeluarkan uang lebih dibandingkan sebelumnya. Bu Murti pun hanya bisa
berpasrah dan berdoa agar Tuhan memberikannya kemudahan hidup dan
kelancaran rezeki seperti sebelumnya. Ia tidak memiliki kemampuan yang
lain, selain keahliannya di bidang jasa kecantikan.
Seperti halnya
mesin yang terus dipaksa bekerja, pada akhirnya mesin itu akan bekerja
semakin lambat, mengalami penurunan kualitas kerja bahkan pada akhirnya
mati total. Itulah yang dialami oleh Pak Deny sebagai satu-satunya orang
yang menjadi tulang punggung keluarga. Penghasilannya semakin menurun
dan kebutuhan pun semakin meningkat. Dari biaya sekolah sampai makan
untuk keluarga dia usahakan dengan memeras keringat setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya tersebut, sedangkan salon bu Murti telah
bangkrut dan akhirnya ditutup. Begitu tragis kehidupan mereka, bahkan
untuk memenuhi kebutuhan primer pun terasa sangat sulit.
Dalam situasi yang pelik tersebut, energi negatif dapat dengan mudah
masuk kedalamnya dan menambah keruh suasana. Hal itulah yang dialami
oleh keluarga bu Murti. Dalam situasi tidak berdaya, bu Murti kembali
harus menanggung derita dalam hidupnya. Bukan karena masalah ekonomi,
namun ini menyangkut kehidupan rumah tangganya yang telah ia bangun
sejak lama. Mungkin karena dilanda tekanan hidup yang begitu kuat, pak
Deny mencoba menghapus kegundahannya tersebut dengan melirik wanita
idaman lain. Ternyata setelah ditelusuri, wanita itu adalah mantan
karyawan yang dulunya juga bekerja satu perusahaan dengan Pak Deny
sewaktu masih di Semarang. Kedekatan mereka sebenarnya telah diketahui
bu Murti sejak awal namun hanya diperkirakan sebatas teman. Memang, pada
awalnya mereka hanya berteman, namun seiring berjalannya waktu, bu
Murti mendapati sendiri bukti hubungan khusus mereka lewat sms di HP
suaminya yang kebetulan tidak sengaja dibaca oleh bu Murti. Sungguh laku
hidup yang sangat berat, ibarat pepatah mengatakan ”sudah jatuh,
tertimpa tangga pula.”
Kedekatan mereka ternyata tidak pudar, sekali pun bu Murti telah
berbicara keras dan melarang suaminya untuk mengulang kesalahan itu
kembali. Bahkan, sang suami minta izin kepada istrinya agar
diperbolehkan untuk menikah lagi. Sepertinya bu Murti sekarang memang
berada dalam situasi yang berat, dimana ia sangat menyayangi putranya
dan ingin mempertahankan rumah tangganya. Namun di sisi lain, ia tidak
bersedia apabila dimadu oleh suaminya. Dengan pertimbangan yang cukup
matang, akhirnya bu Murti menginginkan bercerai dengan suaminya. Ia
menganggap ini adalah jalan terbaik untuk kehidupannya dan anaknya,
daripada ia harus hidup menderita diantara suami dan istri barunya.
Hari demi hari telah dilewati bu Murti hanya bersama seorang putranya.
Namun situasi saat ini sangatlah berbeda dibanding kehidupannya yang
dulu. Ia merawat putranya seorang diri tanpa ada penghasilan yang pasti.
Hanya kepada orang tuanyalah bu Murti berpulang dengan perasaan sedih
dan malu. Ia juga merasakan kekecewaan yang mendalam dengan perilaku
suaminya yang tidak bertanggung jawab atas keluarganya. Tidak seperti
sifat sebelumnya yang selalu gigih dan pantang menyerah dalam menghadap
segala sesuatu, kini bu Murti menjadi seorang yang rapuh dan tidak
berdaya. Ia kehilangan akal sehat, ia merasa kehilangan hidupnya dan tak
mampu lagi menatap masa depan.
Dalam keadaan yang buruk tersebut, orang tuanya menyarankan bu Murti
untuk datang ke Bioenergi agar mendapatkan pencerahan batin. Pada
akhirnya, ia bertemu dengan saya secara langsung. Ia menceritakan segala
kegundahannya tersebut dengan tidak berdaya, bahkan tidak jarang dengan
meneteskan air mata. Secara perlahan saya membuka mata hatinya dan
menjernihkan pikirannya. Jauh dari rezeki dan bercerai dengan suami
memang merupakan cobaan hidup yang tidak ringan, namun semua itu
sebenarnya hanyalah maksud Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Perlu
diingat bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan
kita. Jadi, semua permasalahan hidup yang kita hadapi pastinya dapat
diselesaikan dengan cara bijaksana.
Dalam keadaan yang sulit sekalipun, kita harus berpikir secara
konstruktif. Jangan sampai kita mengikuti arus negatif pemikiran kita
karena hal itu justru akan membawa pengaruh yang lebih buruk lagi, dan
pastinya akan jauh dari penyelesaian masalah. Saya mengajarkan bu Murti
untuk merasakan kehadiran Bioenergi yang ada dalam dirinya. Pada
awalnya, bu Murti merasa ragu-ragu dan sedikit tidak percaya bahwa
sesungguhnya manusia diciptakan dengan memiliki sebuah daya hidup hebat
yang dapat mempengaruhi kehidupan, bahkan mampu menyembuhkan berbagai
penyakit yang kita derita. Hal itu lalu direnungkan oleh bu Murti dan ia
pun berjanji untuk memberdayakan dan memanfaatkan kehadiran Bioenergi
dengan berdoa : ”Dengan Kuasa dan kehendakmu ya Tuhan, melalui
kecerdasan Bioenergi, daya penyembuhan Bioenergi akan mengalir melalui
tubuh saya mulai detik ini juga.”
Sejak itu, Bu Murti mulai menyadari bahwa apa yang ia alami memang
suratan takdir yang tidak bisa dielakkan lagi. Ia mulai mengusir segala
pikiran-pikiran negatif yang ada di dalam dirinya. Dia mulai berdiri
kembali dan menciptakan senyuman di setiap langkah hidupnya. Dalam
kesendiriannya, ia sering mengungkapkan suara batin ini : ”Dalam kondisi
yang sangat mantap dan melalui proses kecerdasan Bioenergi, saya
bertekad melepas seluruh perasaan negatif karena keresahan emosi,
ketegangan, rasa bersalah, kekecewaan, kemarahan serta berharap agar
semua emosi negatif ini berubah menjadi kehidupan baru yang lebih
berarti.” Ia kembali menata kehidupannya seperti sedia kala dan
berusaha untuk mengulang kembali kesuksesannya dengan meniti kembali
karirnya di bidang kecantikan. Ia membuka kembali salonnya, namun kini
tanpa sejumlah karyawan yang membantunya. Dengan dukungan orang tua
pula, kini bu Murti menjalani kehidupannya dengan lebih bersemangat dan
lebih sabar dalam menghadapi segala sesuatu.
Selang waktu satu bulan, Bu murti kembali mengunjungi Bioenergi, namun
kini bukan karena bersedih hati. Ia datang untuk mengungkapkan rasa
bahagia dengan ucapan terima kasih atas segala bimbingan dan pencerahan
yang telah saya berikan. Kini usahanya kembali lancar sehingga ia mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya seperti dulu. Salonnya kembali laris,
kehidupannya pun menjadi semakin berkualitas. Ia tampak bahagia
menggandeng putra tunggalnya meskipun tanpa suami di sisinya. Bu Murti
bangga menjadi single parent karena ia semakin memahami kepribadian
putranya dan menjadi orang tua seutuhnya. Kini bu Murti menjadi manusia
baru setelah merasakan kecerdasan Bioenergi yang dianugerahkan oleh
Allah. Ia mampu melenyapkan segala permasalahan hidup di masa lalun dan
berusaha membuka lembaran baru untuk mengisi kehidupannya dengan
kedamaian dan kebahagiaan.
Ternyata Tuhan telah menyelamatkan kehidupan Bu Murti seutuhnya. Coba
pikir, bagaimana jika Tuhan tidak memberikan cobaan tersebut kepadanya?
Mungkin saja kini dia melupakan Sholat atau masih bingung bagaimana
memulai usahanya kembali dengan segala tindakan yang konstruktif.
Mungkin pula ia hanya akan menerima nasib tanpa adanya usaha dari dalam
diri untuk memanfaatkan Bioenergi. Dengan mengenyam cobaan tersebut, bu
Murti menjadi sosok yang lebih baik dan dewasa. Ia menjadi sadar bahwa
sebenarnya kecerdasan Bioenergi telah bersemayam di dalam dirinya, hanya
keberadaannya belum ia sadari dan manfaatkan dengan baik. Sungguh
kebesaran Tuhan memang tiada tara. Rupanya segala hal yang diberikan
Tuhan kepada bu Murti tersebut bukanlah cobaan, melainkan anugerah
besar. Anugerah ini telah menyadarkannya untuk menjalani kehidupan ini
dengan segala pemikiran dan tindakan konstruktif yang sesuai dengan
aliran kecerdasan Bioenergi.
Jika Anda ingin sukses dan mudah mengatasi masalah seperti pengalaman
Ibu Murti, Segera Konsultasikan ke Syaiful M. Maghsri. Hotline:
085327271999, 0818278880, Office (0274) 412446.
(Pengalaman Ibu Murti, Yogyakarta)
Anda
Sedang Menghadapi Berbagai Masalah? Ingin Segera Mendapatkan Solusinya?
Pastikan Hubungi dan Konsultasikan Masalah Anda ke Syaiful M. Maghsri
agar Anda tahu cara mengatasi masalah dengan cepat. Hotline: 0818278880, 085327271999, Office (0274)412446. Salam Sehat & Sukses
Selalu