Jumat, 27 Juni 2014

Testimoni Ibu Murti Mengatasi Perceraian dengan BIOENERGI



Bagaimana mengatasi perceraian? Kehidupan manusia laksana aliran air sungai, kemana pun mengalir kita akan  mengikutinya, kecuali prinsip hidup yang kuat dapat menahan kita di suatu titik tertentu. Disitulah hidup kita bermula dan berjalan sesuai dengan perjuangan yang telah kita korbankan. Manusia terlahir sebagai makhluk yang berakal dan berbudi sehingga segala hal yang terjadi pada dirinya telah terpikir secara matang, beserta berbagai konsekuensi yang akan terjadi. Hal tersebut melingkupi roda kehidupan yang bermula semenjak manusia dilahirkan, tumbuh menjadi anak-anak hingga semakin dewasa di saat remaja. Pendewasaan ini berujung ketika kematangan mental dan fisik mendorongnya untuk memilih seorang pasangan hidup yang telah ditentukan oleh Sang Maha Rahim. Mereka hidup bersama dalam jalinan yang kuat hingga melewati masa tua dan akhirnya dipisahkan oleh kematian. Beragam permasalahan yang muncul dalam kehidupan tidak jarang menimbulkan peristiwa yang tidak diharapkan. Berpengaruh atau tidak, semua itu  tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapinya.

Ibu Murti adalah seorang wanita asal Yogyakarta yang mandiri, pantang menyerah dan selalu bersemangat. Pada usia yang ke-25, ia mampu membangun sebuah usaha salon pribadi dengan hasil kerjanya sejak lulus SMK di jurusan kecantikan. Ia melayani jasa potong rambut dan make-up dengan desain salon yang menarik. Ia menghiasi seluruh bagian ruangannya dengan tanaman hias serba hijau; menggambarkan bahwa ia menyukai kesejukan dan kedamaian. Dengan nama ”Green Salon”, ia mengembangkan karirnya hingga memiliki karyawan sebanyak 5 orang. Merupakan prestasi yang luar biasa, bahwa di usia yang masih muda, bu Murti mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan menghidupi karyawannya.

Suatu ketika, seorang pria datang di salon bu Murti dengan maksud ingin potong rambut. Pria tersebut bekerja sebagai supervisor di sebuah dealer motor di Semarang. Pada awalnya pria ini dilayani oleh karyawan bu Murti, karena memang pekerjaan yang ringan seperti itu jarang ditangani langsung oleh pemilik salon. Namun seiring berjalannya waktu, pria yang bernama Deny tersebut menjadi pelanggan setia dan tidak jarang bu Murti turun tangan langsung untuk memotong rambut pria itu. Mungkin karena memang frekuensi pertemuan yang tidak jarang, akhirnya keduanya saling suka dan menjalin hubungan khusus selama lebih kurang 3 tahun. Setelah lama berpacaran, akhirnya di usia 28 tahun, bu Murti menikah dengan pria itu atas restu kedua orang tuanya.

Selayaknya bunga yang sedang mekar, kehidupan tahun pertama pernikahan selalu dipenuhi dengan kasih sayang dan keharmonisan. Mereka hidup bahagia, bahkan dikaruniai seorang anak laki-laki yang membuat kehidupan mereka lebih bermakna. Usaha salon bu Murti juga deras dengan rezeki, begitu pula dengan penghasilan suaminya yang semakin meningkat akibat kegigihannya dalam mencapai target yang diharapkan perusahaan. Karena mereka dipisahkan oleh jarak antara kota Yogya dengan Semarang, pak Deny selalu menghubungi istrinya setiap waktu dan meluangkan waktu 4 hari dalam sebulan ke Yogya untuk melepas rindu dengan anak dan istrinya.

Sekalipun mereka menjalani kehidupan yang jauh, bu Murti tidak pernah mengeluh atas situasi rumah tangganya. Ia sadar bahwa ini adalah perjuangan hidup yang tak boleh dihentikan. Namun putra tunggalnya ternyata sulit untuk hidup jauh dengan ayahnya karena semakin bertambah umurnya, ia semakin mengerti bahwa sosok seorang ayah ternyata sangat berarti bagi hidupnya dan ia pun selalu ingin dekat dengan ayahnya. Pada akhirnya, dengan pertimbangan yang cukup matang bersama istrinya, Pak Deny mengundurkan diri dari perusahaan dealernya dan berusaha untuk pindah ke dealer yang ada di Yogya. Ternyata Tuhan mengabulkan apa yang menjadi harapan mereka. Sesampainya di Yogya, pak Deny tidak perlu bersusah payah mencari pekerjaan yang lain karena cabang dealer yang ada di Yogya langsung menerimanya setelah mengetahui kemampuan dan prestasi kerja sebelumnya.

Hari demi hari telah mereka lewati dengan kebersamaan dan kebahagiaan. Kehidupan manusia di dunia ini selalu berputar dan tidak jarang terdapat batu sandungan yang menghambat langkah kita. Seiring berjalannya waktu, bu Murti mengalami permasalahan yang membuatnya hampir putus asa. Salon yang telah dirintisnya mengalami kemunduran sehingga penghasilan pun menurun drastis. Hal ini berimbas kepada sang suami yang harus mengeluarkan uang lebih dibandingkan sebelumnya. Bu Murti pun hanya bisa berpasrah dan berdoa agar Tuhan memberikannya kemudahan hidup dan kelancaran rezeki seperti sebelumnya. Ia tidak memiliki kemampuan yang lain, selain keahliannya di bidang jasa kecantikan.

Seperti halnya mesin yang terus dipaksa bekerja, pada akhirnya mesin itu akan bekerja semakin lambat, mengalami penurunan kualitas kerja bahkan pada akhirnya mati total. Itulah yang dialami oleh Pak Deny sebagai satu-satunya orang yang menjadi tulang punggung keluarga. Penghasilannya semakin menurun dan kebutuhan pun semakin meningkat. Dari biaya sekolah sampai makan untuk keluarga dia usahakan dengan memeras keringat setiap hari untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tersebut,  sedangkan salon bu Murti telah bangkrut dan akhirnya ditutup. Begitu tragis kehidupan mereka, bahkan untuk memenuhi kebutuhan primer pun terasa sangat sulit.

Dalam situasi yang pelik tersebut, energi negatif dapat dengan mudah masuk kedalamnya dan menambah keruh suasana. Hal itulah yang dialami oleh keluarga bu Murti. Dalam situasi tidak berdaya, bu Murti kembali harus menanggung derita dalam hidupnya. Bukan karena masalah ekonomi, namun ini menyangkut kehidupan rumah tangganya yang telah ia bangun sejak lama. Mungkin karena dilanda tekanan hidup yang begitu kuat, pak Deny mencoba menghapus kegundahannya tersebut dengan melirik wanita idaman lain. Ternyata setelah ditelusuri, wanita itu adalah mantan karyawan yang dulunya juga bekerja satu perusahaan dengan Pak Deny sewaktu masih di Semarang. Kedekatan mereka sebenarnya telah diketahui bu Murti sejak awal namun hanya diperkirakan sebatas teman. Memang, pada awalnya mereka hanya berteman, namun seiring berjalannya waktu, bu Murti mendapati sendiri bukti hubungan khusus mereka lewat sms di HP suaminya yang kebetulan tidak sengaja dibaca oleh bu Murti. Sungguh laku hidup yang sangat berat, ibarat pepatah mengatakan ”sudah jatuh, tertimpa tangga pula.”

Kedekatan mereka ternyata tidak pudar, sekali pun bu Murti telah berbicara keras dan melarang suaminya untuk mengulang kesalahan itu kembali. Bahkan, sang suami minta izin kepada istrinya agar diperbolehkan untuk menikah lagi. Sepertinya bu Murti sekarang memang berada dalam situasi yang berat, dimana ia sangat menyayangi putranya dan ingin mempertahankan rumah tangganya. Namun di sisi lain, ia tidak bersedia apabila dimadu oleh suaminya. Dengan pertimbangan yang cukup matang, akhirnya bu Murti menginginkan bercerai dengan suaminya. Ia menganggap ini adalah jalan terbaik untuk kehidupannya dan anaknya, daripada ia harus hidup menderita diantara suami dan istri barunya.

Hari demi hari telah dilewati bu Murti hanya bersama seorang putranya. Namun situasi saat ini sangatlah berbeda dibanding kehidupannya yang dulu. Ia merawat putranya seorang diri tanpa ada penghasilan yang pasti. Hanya kepada orang tuanyalah bu Murti berpulang dengan perasaan sedih dan malu. Ia juga merasakan kekecewaan yang mendalam dengan perilaku suaminya yang tidak bertanggung jawab atas keluarganya. Tidak seperti sifat sebelumnya yang selalu gigih dan pantang menyerah dalam menghadap segala sesuatu, kini bu Murti menjadi seorang yang rapuh dan tidak berdaya. Ia kehilangan akal sehat, ia merasa kehilangan hidupnya dan tak mampu lagi menatap masa depan.

Dalam keadaan yang buruk tersebut, orang tuanya menyarankan bu Murti untuk datang ke Bioenergi agar mendapatkan pencerahan batin. Pada akhirnya, ia bertemu dengan saya secara langsung. Ia menceritakan segala kegundahannya tersebut dengan tidak berdaya, bahkan tidak jarang dengan meneteskan air mata. Secara perlahan saya membuka mata hatinya dan menjernihkan pikirannya. Jauh dari rezeki dan bercerai dengan suami memang merupakan cobaan hidup yang tidak ringan, namun semua itu sebenarnya hanyalah maksud Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Perlu diingat bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan kita. Jadi, semua permasalahan hidup yang kita hadapi pastinya dapat diselesaikan dengan cara bijaksana.

Dalam keadaan yang sulit sekalipun, kita harus berpikir secara konstruktif. Jangan sampai kita mengikuti arus negatif pemikiran kita karena hal itu justru akan membawa pengaruh yang lebih buruk lagi, dan pastinya akan jauh dari penyelesaian masalah. Saya mengajarkan bu Murti untuk merasakan kehadiran Bioenergi yang ada dalam dirinya. Pada awalnya, bu Murti merasa ragu-ragu dan sedikit tidak percaya bahwa sesungguhnya manusia diciptakan dengan memiliki sebuah daya hidup hebat yang dapat mempengaruhi kehidupan, bahkan mampu menyembuhkan berbagai penyakit yang kita derita. Hal itu lalu direnungkan oleh bu Murti dan ia pun berjanji untuk memberdayakan dan memanfaatkan kehadiran Bioenergi dengan berdoa : ”Dengan Kuasa dan kehendakmu ya Tuhan, melalui kecerdasan Bioenergi, daya penyembuhan Bioenergi akan mengalir melalui tubuh saya mulai detik ini juga.”    

Sejak itu, Bu Murti mulai menyadari bahwa apa yang ia alami memang suratan takdir yang tidak bisa dielakkan lagi. Ia mulai mengusir segala pikiran-pikiran negatif yang ada di dalam dirinya. Dia mulai berdiri kembali dan menciptakan senyuman di setiap langkah hidupnya. Dalam kesendiriannya, ia sering mengungkapkan suara batin ini : ”Dalam kondisi yang sangat mantap dan melalui proses kecerdasan Bioenergi, saya bertekad melepas seluruh perasaan negatif karena keresahan emosi, ketegangan, rasa bersalah, kekecewaan, kemarahan serta berharap agar semua emosi negatif ini berubah menjadi kehidupan baru yang lebih berarti.”  Ia kembali menata kehidupannya seperti sedia kala dan berusaha untuk mengulang kembali kesuksesannya dengan meniti kembali karirnya di bidang kecantikan. Ia membuka kembali salonnya, namun kini tanpa sejumlah karyawan yang membantunya. Dengan dukungan orang tua pula, kini bu Murti menjalani kehidupannya dengan lebih bersemangat dan lebih sabar dalam menghadapi segala sesuatu.

Selang waktu satu bulan, Bu murti kembali mengunjungi Bioenergi, namun kini  bukan karena bersedih hati. Ia datang untuk mengungkapkan rasa bahagia dengan ucapan terima kasih atas segala bimbingan dan pencerahan yang telah saya berikan. Kini usahanya kembali lancar sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya seperti dulu. Salonnya kembali laris, kehidupannya pun menjadi semakin berkualitas. Ia tampak bahagia menggandeng putra tunggalnya meskipun tanpa suami di sisinya. Bu Murti bangga menjadi single parent karena ia semakin memahami kepribadian putranya dan menjadi orang tua seutuhnya. Kini bu Murti menjadi manusia baru setelah merasakan kecerdasan Bioenergi yang dianugerahkan oleh Allah. Ia mampu melenyapkan segala permasalahan hidup di masa lalun dan berusaha membuka lembaran baru untuk mengisi kehidupannya dengan kedamaian dan kebahagiaan.

Ternyata Tuhan telah menyelamatkan kehidupan Bu Murti seutuhnya. Coba pikir, bagaimana jika Tuhan tidak memberikan cobaan tersebut kepadanya? Mungkin saja kini dia melupakan Sholat atau masih bingung bagaimana memulai usahanya kembali dengan segala tindakan yang konstruktif. Mungkin pula ia hanya akan menerima nasib tanpa adanya usaha dari dalam diri untuk memanfaatkan Bioenergi. Dengan mengenyam cobaan tersebut, bu Murti menjadi sosok yang lebih baik dan dewasa. Ia menjadi sadar bahwa sebenarnya kecerdasan Bioenergi telah bersemayam di dalam dirinya, hanya keberadaannya belum ia sadari dan manfaatkan dengan baik. Sungguh kebesaran Tuhan memang tiada tara. Rupanya segala hal yang diberikan Tuhan kepada bu Murti tersebut bukanlah cobaan, melainkan anugerah besar. Anugerah ini telah menyadarkannya untuk menjalani kehidupan ini dengan segala pemikiran dan tindakan konstruktif yang sesuai dengan aliran kecerdasan Bioenergi.

Jika Anda ingin lebih tabah dalam mengatasi perceraian dan merasakan kehidupan yang lebih baik seperti Pengalaman Ibu Murti, Segera Konsultasikan ke Syaiful M. Maghsri. Hotline: 0818278880, 085327271999, Office (0274) 412446.

Pengalaman Ibu Murti Lasmini dari Yogyakarta (39 tahun)



Anda Sedang Menghadapi Berbagai Masalah? Ingin Segera Mendapatkan Solusinya? Pastikan Hubungi dan Konsultasikan Masalah Anda ke Syaiful M. Maghsri agar Anda tahu cara mengatasi masalah dengan cepat
Hotline: 0818278880, 085327271999,  Office (0274)412446.  

Salam Sehat & Sukses Selalu



SHARE THIS
PelatihanSolusiBioenergi