Kamis, 24 April 2014

Meraih Masa Depan yang Cerah dengan Bioenergi

Kebanyakan individu di dunia ini memandang bahwa besarnya kekayaan yang dimiliki seseorang merupakan cerminan dari kesuksesan yang telah ia raih. Hal inilah yang pada kenyataannya sering mendorong individu untuk memeras keringatnya demi mencapai kesuksesan; suatu hal yang lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan semata. Namun inilah tuntutan zaman yang diyakini banyak orang akan meningkatkan martabat manusia dalam hidup bermasyarakat. Segalanya tidak akan mudah dicapai karena kesuksesan selalu bermula dari benih yang kecil. Apabila benih tersebut kita pupuk terus menerus dengan usaha dan daya yang maksimal, ia akan tumbuh menjadi pohon besar yang lebat daunnya dan pastinya berbuah manis. Memang benar, disaat kesuksesan datang, segala yang manis dari kehidupan ini akan dapat kita rasakan.


Bintoro adalah seorang anak laki-laki yang sangat menyayangi orang tuanya. Ayahnya meninggal pada saat ia masih kuliah semester akhir. Mungkin semenjak itu ia menjadi sangat dekat dengan ibunya, apalagi saat itu tidak ada lagi yang menjadi penopang hidup keluarga, yang sebelumnya diusahakan oleh ayahnya. Ia merasa sangat beruntung karena pada saat ayahnya tiada, ia sudah berada dalam kedewasaan yang cukup matang dan kesiapan untuk masuk ke dunia kerja juga yang sebelumnya telah ia rencanakan. Pada awal kelulusannya, ia mencoba melamar kerja di beberapa perusahaan, namun pada saat itu sama sekali tidak ada panggilan dari mereka. Sekalipun sering gagal, Bintoro tidak pernah berhenti berjuang untuk kembali mencari kerja. Tujuan hidupnya kala itu bukanlah bekerja untuk dapat memuaskan diri sendiri. Satu-satunya hal yang ingin dia wujudkan adalah membahagiakan ibunya. Ingin sekali dia menciptakan ketenteraman hidup bersama ibunya karena saat it


Hari demi hari telah ia lalui dengan mengirimkan puluhan surat lamaran kerja ke perusahaan-perusahaan yang tidak jauh dari kota dimana ia tinggal. Sekali dua kali dia mendapat panggilan tes, namun selalu gagal pada saat tes berikutnya. Mungkin memang keberuntungan belum berpihak padanya. Jika tidak ada kegiatan, Bintoro hanya di rumah membantu ibunya untuk menunggu warung kelontongnya yang sudah 3 tahun berdiri. Namun akhir-akhir ini sepi sejak ketiadaan ayahnya. Sempat ia berpikir bahwa sumber limpahan rezeki keluarganya adalah ayahnya. Hampir dia putus asa, karena selain warungnya sepi, lamaran kerjanya juga tidak pernah mendatangkan hasil seperti yang ia harapkan.


Suatu ketika Bintoro diterima bekerja sebagai marketing di salah satu perusahaan kecantikan. Ia bekerja sebagai pemasar beberapa produk kecantikan merk tertentu di berbagai pusat kecantikan yang ada di kotanya. Hanya tiga minggu ia bertahan karena beberapa tempat yang ditargetkan ternyata banyak yang menolak untuk membeli produk tersebut. Ia sendiri juga tidak begitu cocok dengan pekerjaan tersebut, karena selain berisiko tinggi, ia juga tidak diberi gaji tetap karena penghasilannya hanya ia dapatkan dari jumlah produk yang terjual.


Bintoro mulai putus asa kala itu. Sedikit penghasilan dari pekerjaan pertamanya telah habis dalam sekejap, itu pun hanya untuk makan. Apalagi penghasilan dari warung juga tidak bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan ibunya. Bahkan rumah kontrakannya belum dibayar selama 2 bulan. Tentu hal ini membuat mereka khawatir apabila di suatu saat nanti harus terusir dari rumah yang berukuran 23x10 meter itu. Pada suatu hari datanglah seorang wanita kerumahnya yang bermaksud untuk melepas rindu setelah beberapa bulan tidak bertemu. Wanita itu adalah kekasih Bintoro yang merupakan adik angkatannya saat ia menimba ilmu di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Setelah berbagi cerita, Lita kekasihnya, menyarankannya untuk mengikuti program pelatihan kesuksesan yang diadakan oleh Bioenergi. Pada awalnya Bintoro merasa ragu karena sama sekali ia belum mengetahui apa itu Bioenergi. Namun dengan tegas Lita meyakinkannya karena kakak kandungnya sendiri juga pernah ikut program pelatihan tersebut dan akhirnya membuahkan hasil.


Bintoro mengikuti program pelatihan tersebut dengan modal yang diberikan oleh ibunya, walaupun sebenarnya ia merasa tidak tega untuk menerima uang tersebut. Akhirnya, sampailah ia di kota Yogya lalu mengikuti program pelatihan yang diadakan oleh Bioenergi. Saat  pertama kali saya melihat Bintoro, ia terlihat sebagai sosok individu yang murah senyum, namun sedikit pendiam. Mungkin sifatnya yang pasif itulah yang membuat perusahaan di kotanya tidak menerima dia sebagai karyawannya. Ia terlihat bersemangat dalam mengikuti jalannya program pelatihan tersebut. Setelah selesai mengikuti program pelatihan, ia menyadari pentingnya memanfaatkan kecerdasan Bioenergi yang ada di sekitarnya. Ia juga baru mengetahui bahwa program pelatihan ini bukan hanya menyampaikan solusi hebat menuju kesuksesan, namun juga memberikan kesadaran dan pengarahan kepada kita bahwa dalam setiap nafas kehidupan, kita tidak pernah terlepas dari daya kreatif Bioenergi.


Kecerdasan Bioenergi adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap makhluk hidup untuk dapat dimanfaatkan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namun perlu diingat bahwa kita harus memanfaatkan kecerdasan ini dengan cara yang benar, yaitu memusatkan pikiran kita ke arah yang konstruktif. Jangan pernah membayangkan kekecewaan, kesedihan atau kegagalan karena secara perlahan hal itu justru akan menuju ke arah hidup kita. Namun, jika kita memunculkan segala ide kreatif dan konstruktif dalam hidup kita, tentu Bioenergi juga dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan segala harapan dan cita-cita di masa depan. Pada saat itu, di salah satu ruang tertutup di kantor Bioenergi, Bintoro mencoba mencurahkan segala permasalahan yang ada di dalam hidupnya. Ia merasa sering dihadang oleh batu sandungan kehidupan yang seakan tidak pernah habis. Sesaat setelah itu, saya berusaha memberikan berbagai nasihat hidup agar ia dapat berpikir tenang dan bertindak bijaksana dalam menghadapi badai kehidupan.


Sebelum Bintoro beranjak keluar dari kantor Bioenergi, saya mengajarkan sedikit doa yang akan menemaninya di kala ia merasakan keterpurukan : ”Melalui daya kecerdasan Bioenergi, saya ingin mengarahkan energinya untuk mengatasi beragam permasalahan dalam kehidupan keluarga saya. Semoga diri saya dan keluarga dimudahkan dalam pekerjaan, rezeki, kesehatan serta diberikan kelimpahan yang lainnya sehingga tercipta kehidupan yang bahagia, harmonis dan penuh dengan kasih sayang”.
Setelah mengikuti program pelatihan itu, ia seperti seorang individu yang benar-benar bebas untuk berkarya di dunia ini. Kini ia berani memunculkan berbagai ide kreatifnya yang selama ini hanya ia simpan di dalam hatinya. Selain itu, ia menjadi sosok yang ramah dan memiliki lebih banyak teman sehingga memudahkannya untuk menjalani kehidupan apa pun seperti yang dia inginkan. Kini ia bisa berpikir jernih dan menyadari bahwa Bioenergi sangat berperan penting atas perubahan yang ada di kehidupannya kini.


Kebahagiaan Bintoro tidak hanya berhenti sampai disitu. Pada suatu ketika, ia mendapat panggilan kerja di perusahaan rokok ternama yang ada di Jepara. Bahkan, ia diberi posisi yang lumayan bagus dalam jenjang karir yang ada di perusahaan tersebut. Sungguh bahagia hatinya karena apa yang tidak pernah ia duga sebelumnya, kini menjadi anugerah besar yang membuatnya semakin bersyukur atas kelimpahan Tuhan ini. Ibunya pun sangat bangga atas keberhasilan putranya, yang selama ini harus diawali dulu dengan kegagalan dan kesedihan yang mendera hidup mereka. Bintoro yakin bahwa semua ini tidak akan pernah terwujud jika pada saat itu ia tidak mengikuti program pelatihan di Bioenergi. Ia sangat bersyukur karena Tuhan ternyata masih menyayangi dia dan keluarganya melalui Bioenergi sebagai media menuju kesuksesannya. Kini kehidupannya semakin mapan, warung kelontong ibunya semakin laris, kehidupan asmaranya semakin erat dan pastinya mereka juga mampu membayar kontrakan rumah. Bahkan untuk membahagiakan ibunya, Bintoro berniat membangun sebuah rumah atas hasil jerih payahnya bekerja di perusahaan rokok tersebut. Sungguh kebahagiaan yang tiada ternilai. Semua itu saya dengar dari cerita Lita saat berkunjung ke Bioenergi untuk menceritakan berita kesuksesan kekasihnya. Kini mereka menjadi lebih memahami bahwa Bioenergi adalah sumber hidup, sumber kekuatan dan sumber kelimpahan yang Tak Terbatas. Bioenergi adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa bagi kehidupan di alam semesta ini.


Jika Anda ingin memiliki masa depan yang cerah seperti pengalaman Sdr. Bintoro, Segera Konsultasikan ke Syaiful M. Maghsri. Hotline: 085327271999, 0818278880, Office (0274) 412446.


Pengalaman Bintoro Reka Sahaja dari Jepara (27 tahun)


Anda Sedang Menghadapi Berbagai Masalah? Ingin Segera Mendapatkan Solusinya? Pastikan Hubungi dan Konsultasikan Masalah Anda ke Syaiful M. Maghsri agar Anda tahu cara mengatasi masalah dengan cepat. Hotline: 085327271999, 0818278880, Office (0274)412446.  Salam Sehat & Sukses Selalu


 

SHARE THIS
PelatihanSolusiBioenergi