Senin, 23 September 2013

Rahasia Kekuatan Harapan yang Harus Anda Ketahui

Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di suatu kota. Ketika sang suami jatuh sakit, satu persatu pabrik mereka di jual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar.

Setelah lama tak terdengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri di bantu oleh sang anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang—orang pun masih mengenal masa lalunya yang serba berkelimpahan, namun ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli.
Wahai ibu, bagaimana kau demikian kuat? “harapan nak! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia.”

Ketika harapan tersebut telah tertasbihkan secara kuat dalam tekad, maka kita sudah memberikan stimulun kepada jiwa dan raga untuk berjalan sesui dengan harapan tersebut.

Harapan adalah niat. Ia yang akan menentukan motivasi kita dalam bertindak. Dengan motivasi inilah kita dapat memaksimalkan tujuan-tujuan hidup ini. Bukankah secara fitrah kita ingin hidup sukses. Sukses yang dimaksud bukan hanya dibatasi oleh kekayaan, kepopuleran ataupun jabatan semata. Tetapi jauh daripada itu sukses yang dapat mengantar kita kepada kebahagiaan dalam memaknai hidup. Maka berharaplah untuk sukses.

Harapan adalah proses. Kita tidak akan dapat menikmati hidup jika kita tertumpu pada hasil, bukan proses. Padahal, proeses merupakan bagian besar dari kesuksesan itu sendiri. Pada saat kita berharap, secara otomatis kiat juga telah berproses menuju apa yang kita inginkan.

Harapan adalah cinta. Ia adalah energi kuat, sekuat cinta yang dapat mengubah apapun. Dengan kelembutannya ia dapat meluluhkan kekuatan yang besar. Dengan kekuatannya ia dapat menguatkan yang lemah. Dari hidup yang pupus menjadi hidup yang penuh orientasi. Karena cinta bersifat relatif maka begitu pula dengan  harapan. Mencintai sesuatu seperti halnya kita memberikan ruang dalam pikiran kita untuk berharap.

Harapan adalah ciptaan Tuhan. Di saat kita berharap berarti kita telah menggunakan satu fasilitas hidup lagi dari Tuhan. Apabila fasilitas ini digunakan, maka kita telah menghadirkan Tuhan dalam hidup kita.

Harapan adalah jembatan yang menghubungkan antara impian dan kenyataan. Ia adalah peta jalan yang akan mmengantarkan kita pada realitas hidup yang lebih bermakna.

Harapan adalah kecerdasan. Setiap kita yang memaksimalkan harapan berarti kita telah menggunakan satu kecerdasan kita. Keceradasan yang menghubungkan antara alam tidak nyata dengan alam yang nyata.

Harapan adalah cita-cita. Tidak memiliki harapan berarti tidak memiliki cita-cita. Tidak memiliki cita-cita berarti mati. Mati dalam keadaan masih bernyawa. Dengan nyawanya masih hidup namun di sisi lain juga mengalami kematian maka inilah yang akan melahirkan perasaan galau yang berkepanjangan.

Maka saudaraku, teruslah berharap. Berharaplah dengan kesungguhan hati. Karena saya yakin dengan harapan itu anda akan merasakan sebuah kenikmatan tersendiri.

SHARE THIS
PelatihanSolusiBioenergi