Jumat, 12 April 2013

Silaturahmi Memperbanyak Rezeki

Firman Allah dalam Al-Qur’an: “Maka apabila telah ditunaikan shalat, bertebaran kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah.” (QS. Al-Jumu’ah:10)
Sahabat Anas r.a berkata: bersabda Rasulullah SAW, “Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditunda ajalnya hendaknya menyambung silaturahmi (menghubungi famili).” (HR. Bukhari-Muslim)
Silaturahmi merupakan kata majemuk yang berasal dari akar kata bahasa Arab, shilat dan rahim. Kata shilat berakar dari kata washal, yang berarti menyambung atau menghimpun. Sedangkan rahim awalnya berarti kasih-sayang, kemudian berkembang sehingga berarti peranakan atau kandungan, sebab anak yang dikandung senantiasa mendapat curahan kasih sayang.



Rasulullah SAW mendefinisikan orang yang bersilaturahmi dengan sabda beliau, “Bukanlah bersilaturahmi orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahmi adalah yang menyambung apa yang telah putus.” (HR. Bukhari).



Bersilaturahmi erat hubungannya dengan bertebaran di muka bumi. Namun demikian di zaman sekarang bertebaran di muka bumi tidak selalu bersifat fisik. Dengan kemajuan teknologi manusia bisa bersilaturahmi tanpa harus bertatap muka langsung, cukup dengan telepon, SMS, e-mail, internet, dan juga surat tentunya. Sarana-sarana tadi telah memberi kemudahan kepada manusia untuk menghemat tenaga dan waktunya dalam bersilaturahmi.



Mengapa bersilaturahmi bisa melapangkan kekayaan seseorang? Karena Allah selalu menggunakan hukum sebab-akibat di muka bumi ini termasuk cara pemberian kekayaan-Nya kepada manusia. Kekayaan itu datang kepada manusia yang secara fisik dapat dinalar oleh manusia. Tidak mungkin uang akan muncul tiba-tiba di tangan seseorang. Dibu­tuhkan jalan untuk mengalirnya kekayaan Allah itu, dan jalan utama ada­lah tali silaturahmi. Orang modern menggunakan istilah networking. Siapa yang memiliki jaringan sangat luas maka kekayaannya akan semakin mudah. Jadi, sebenarnya mudah saja, siapa yang ingin dilapangkan keka­yaannya maka banyak-banyak menyambung tali sila­turahmi, dengan cara banyak-banyak fantashiruu filarldh, yaitu bertebaran di muka bumi.



Bersilaturahmi selain merupakan aktivitas sehari-hari yang memiliki muatan ibadah, juga bermanfaat untuk memperbanyak relasi, dan menambah usia serta menambah rezeki. Logika mana yang akan digunakan bahwa silaturahmi akan menambah kekayaan, menambah umur?



1). Ketika seseorang rajin bersilaturrahmi, baik dengan famili, te­tangga dekat, atau saudara seiman maupun dengan mereka yang hubung­annya hanya sebatas teman, maka dengan sendirinya ia akan banyak memiliki atau sahabat. Manusia adalah makhluk yang dijamin tidak akan betah hidup sendiri, teman dan sahabat akan membuat terpe­nuhinya kebutuhan batin berupa kerin­duan akan hangatnya nilai-nilai persahabatan dan perkawanan. Tentu bukan hanya itu, karena ketika satu sahabat ada sebuah problem, katakanlah perlu uang untuk suatu ke­perluan, maka di antara sahabat tersebut akan datang dengan bantuannya. Bagi sahabat yang memiliki problem lain seperti susah jodoh, belum memiliki pekerjaan dan masalah-masalah lain, tentu te­man, sahabat, dan saudara memiliki banyak kemungkinan untuk berperan. Di sinilah, di antara makna silaturahmi memper­mu­dah datangnya rezeki. Adapun rezeki yang langsung jika bertan­dang ke tempat teman atau saudara, biasanya makanan apa pun yang dimiliki orang tersebut akan diberikannya.



2). Memperpanjang umur menurut arti kuantitatif. Bisa berarti umur­nya bertambah, tapi menurut arti kualitatif bisa juga ber­arti nilai-nilai kemakmuran dan ibadahnya yang mengalami grafik menanjak. Umur yang bertambah boleh jadi karena orang tersebut sehat lahir batin yang antara lain faktornya sering berjalan sehingga secara fisik ia sering olah raga, bertemu, dan bertatap muka dengan teman dan sahabat, sehingga banyak menyerap ilmu, kesehatan, dan pesan-pesan bijak untuk men­jalani hidup dan kehidupan.



3). Iman Syafi’i pernah menulis sebuah bait puisi yang terjemahan­nya berbunyi: berjalanlah, sebab berjalan memiliki lima manfaat meng­hilangkan stres dan kesedihan, menambah rezeki, bertam­bahnya ilmu pengetahuan dan pengalaman mengenal etika dan norma sehingga akan semakin santun serta akan memper­banyak teman dan relasi.”


SHARE THIS
PelatihanSolusiBioenergi