Kamis, 11 April 2013

Gemar Bersedekah Memper­mudah Rezeki

Rezeki terkadang sulit diraih. Di dalam kehidupan dunia yang penuh persaingan ini, mendapatkan pekerjaan saja sudah lumayan. Tidak perlu berambisi untuk mencari pen­dapatan yang besar. Sudah, bekerja saja. Alhamdulillah!
Namun, memang perasaan gundah dan khawatir masih sering bersarang di hati, dan hal itu mem­buat manusia was-was akan per­un­tungan nasib.



Dalam ceramah saya sering me­­ngatakan bahwa rezeki dari Allah itu bukan soal matematika! Jangan pernah khawatir akan rezeki dari-Nya. Allah tidak akan menyia-nyiakan hidup makhluk yang Ia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri.
Banyak yang bertanya kepada saya, “Bagaimana kalau kita me­rasakan penghasilan kita selalu kurang?” Saya selalu berulang-ulang me­ngatakan jika kita menginginkan rezeki yang lapang, dan selalu ada saat kita mem­butuhkan, maka jangan lupa untuk menolong orang lain. Cobalah ber­bagi dengan sesama. Sebab rezeki Allah bisa kita dapatkan, kita raih, dan kita beli dengan cara berinfak.



Dengan demikian bahwa “nafkah” yang selalu dicari manusia, di dalam bahasa Arab memiliki akar kata yang sama dengan kata “infaq”. Nafkah berarti rezeki yang kita dapatkan, sementara infak adalah rezeki yang kita berikan kepada orang lain. Dalam bahasa Arab, keduanya me­miliki akar kata yang sama, nafaga.



Hal yang menarik adalah bahwa orang Arab menyebut terowongan, terusan, selokan, dan saluran air dengan kata nafaq. Jika diperhatikan sebuah terowongan pastilah memiliki lubang di kedua ujungnya. Kondisi yang terbaik adalah apabila kedua lubang itu lancar mengalir tanpa ter­sumbat. Sedangkan apabila ‘lubang masuk’ yang dialiri air lancar, se­mentara ‘lubang keluar’ tersumbat maka yang akan terjadi adalah musibah banjir, penimbunan sampah serta kotoran, dan banyak jentik nya­muk yang menyebabkan demam berdarah.



Begitulah gambarannya. Saat manusia hanya mengumpulkan naf­kah namun tidak mau berinfak, yang akan terjadi adalah musibah dan bencana. Semakin besar lubang yang dibuat pada ‘lubang keluar’, maka akan semakin besar pula air yang masuk dan mengalir dari ‘lubang ma­suk’. Apalagi jika saluran itu akan mampu menampung air yang lebih banyak. Untuk itu, jika ingin diberikan harta atau nafkah yang banyak oleh Tuhan, sebaiknya ia banyak berinfak dan bersedekah di jalan Allah.



Allah tidak pernah mengelak dari janji yang pernah ia ucapkan. Siapa yang mampu berinfak, Allah pasti akan membalasnya dengan limpahan karunia dan menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi. Bahkan, bila hidup sempit, pasti Allah akan membuat lapang hidup hamba yang mau berinfak. Allah Ta’ala menyampaikannya di dalam Al-Qur’an, “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemam­puannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban ke­pada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. 65: 7)


SHARE THIS
PelatihanSolusiBioenergi